Pernah merasa begini: jualan kelihatannya laris manis, pesanan datang terus, tapi kok pas akhir bulan, keuntungan rasanya tipis banget, bahkan uangnya entah ke mana?
Seringkali, biang keroknya adalah “biaya siluman”—ongkos-ongkos kecil yang tidak pernah kita hitung tapi diam-diam menggerogoti profit. Salah satu siluman terbesar bagi UMKM adalah biaya listrik. Kita tahu kita bayar, tapi kita tidak pernah tahu berapa biaya listrik untuk membuat satu potong kue, satu kilo laundry, atau satu gelas kopi.
Nah, artikel ini akan menjadi “pembasmi biaya siluman” Anda. Yuk, kita pelajari cara sederhana namun ampuh untuk menghitung biaya listrik per produk. Ini adalah langkah lanjutan yang krusial setelah Anda memahami tarif listrik yang berlaku untuk usaha Anda.
Kenapa Repot-Repot Menghitung Biaya Listrik per Produk?
Ini bukan sekadar “repot”, tapi ini adalah fondasi bisnis yang sehat. Ada tiga alasan utamanya:
- Menghindari “Kerugian Manis”: Ini adalah istilah untuk kondisi jualan laris tapi untung tipis atau bahkan rugi. Dengan tahu biaya listrik per produk, Anda bisa pastikan setiap penjualan benar-benar menghasilkan untung.
- Kunci Menentukan Harga Jual yang Sehat: Harga jual tidak boleh hanya berdasarkan “kira-kira” atau ikut-ikutan harga tetangga. Harga harus didasarkan pada biaya riil, dan listrik adalah salah satunya.
- Bisa Menganalisis Mana Produk Paling Menguntungkan: Kalau Anda jual 5 jenis kue, dengan perhitungan ini, Anda bisa tahu kue mana yang “biaya produksinya” paling efisien.
Siapkan “Alat Perang” Anda: 3 Data yang Wajib Diketahui
Sebelum mulai menghitung, siapkan dulu tiga data sederhana ini:
- Daya Alat (dalam Watt): Lihat di bagian belakang alat atau di buku manualnya. Misal: Oven (2000 Watt), Mixer (300 Watt), Freezer (150 Watt).
- Durasi Pemakaian (dalam Jam): Kira-kira berapa lama alat itu menyala dalam sehari untuk proses produksi.
- Tarif Listrik per kWh: Sesuai artikel kita sebelumnya, untuk tarif Bisnis B1, angkanya adalah Rp 1.444,70.
Sudah siap? Mari kita mulai berhitung!
Studi Kasus: Membedah Biaya Listrik di Toko Roti “Harum Pagi”
Biar gampang, kita pakai contoh usaha roti rumahan yang dalam sehari memproduksi 50 buah roti. Alat utamanya adalah Oven dan Mixer.
Langkah 1: Hitung Konsumsi Energi per Alat (kWh)
Pertama, kita ubah Watt menjadi kWh (kilowatt-hour). Rumusnya gampang: (Watt Alat x Jam Pemakaian per Hari) / 1000 = kWh per Hari
- Oven (2000 Watt): Dipakai 4 jam sehari.
(2000 Watt x 4 Jam) / 1000 = 8 kWh/hari
- Mixer (300 Watt): Dipakai 2 jam sehari.
(300 Watt x 2 Jam) / 1000 = 0,6 kWh/hari
Total konsumsi energi untuk produksi: 8 + 0,6 = 8,6 kWh per hari.
Langkah 2: Hitung Total Biaya Listrik Produksi per Bulan
Sekarang kita kalikan total konsumsi harian dengan tarif listrik dan jumlah hari kerja (misal: 25 hari). kWh per Hari x Tarif Listrik x Jumlah Hari Kerja = Total Biaya Listrik Bulanan
8,6 kWh x Rp 1.444,70 x 25 hari = Rp 310.607
Jadi, total biaya listrik khusus untuk produksi roti adalah sekitar Rp 310.607 per bulan.
Langkah 3: Alokasikan Biaya Listrik ke Setiap Roti!
Ini dia langkah pamungkasnya. Kita bagi total biaya listrik dengan jumlah produk yang dihasilkan dalam sebulan. Total Produksi Sebulan = 50 roti/hari x 25 hari = 1.250 roti
Biaya Listrik per Roti = Total Biaya Listrik / Jumlah Roti
Rp 310.607 / 1.250 roti = **Rp 248 per roti**
Ketemu! Ternyata, ada biaya “siluman” sebesar Rp 248 dalam setiap roti yang dijual oleh Toko Roti “Harum Pagi”.
Langkah 4: Masukkan ke Dalam Struktur HPP
Sekarang, angka Rp 248 ini bisa Anda masukkan ke dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) Anda. HPP = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Kemasan + Biaya Listrik + Biaya Lain-lain
Dengan HPP yang akurat, Anda bisa menentukan harga jual yang tidak hanya menutupi semua biaya, tetapi juga memberikan keuntungan yang layak.
Kesimpulan: Angka Kecil yang Berdampak Besar
Mungkin Rp 248 terdengar sepele. Tapi bayangkan jika Anda menjual ribuan produk setiap bulan. Angka kecil inilah yang sering menjadi pembeda antara bisnis yang untung dan bisnis yang hanya “capek di ongkos”.
Luangkan sedikit waktu untuk melakukan perhitungan sederhana ini. Ini adalah investasi waktu yang akan membuat bisnis Anda jauh lebih sehat dan terukur. Selamat mencoba!
Sumber Referensi
- Investopedia. “Cost of Goods Sold (COGS) Explained With Methods to Calculate It”. Memberikan dasar-dasar pemahaman tentang komponen Harga Pokok Penjualan (HPP).
- QuickBooks Blog. “How to Calculate Cost Per Unit for Your Small Business”. Panduan praktis dari platform akuntansi ternama tentang pentingnya analisis biaya per unit.
Merasa artikel ini bermanfaat? Bagikan ke teman atau keluarga Anda yang sedang mencari ide bisnis. Satu kali share dari Anda bisa membuka pintu rezeki bagi orang lain!
Butuh Bantuan untuk Membuat Artikel Berkualitas Seperti Ini untuk Blog atau Website Bisnis Anda?
Tim Jariimaji siap membantu Anda. Kami menyediakan jasa penulisan artikel SEO yang informatif, menarik, dan mampu mendatangkan trafik.
Hubungi kami melalui:
- Email: jariimaji@gmail.com
- WhatsApp: 0812-1815-0610